LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM II
“PREPARASI KROMOSOM Allium sativum L.”
Oleh:
Nama : Dian Octarina
NIM : 08081004023
Asisten : Ayu Dian Mardita
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul, “Preparasi Kromosom Allium sativum L.” bertujuan untuk mempelajari cara membuat preparat kromosom dan mengenal fase-fase pembelahan mitosis. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 April 2009, pukul 13.30-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan adalah alat pengetuk (pensil kayu), arloji glass, bunsen, cawan petri, cover glass, jarum bertangkai, mikroskop, objek glass, pinset dan tissue, sedangkan bahan yang digunakan adalah aceto-orcein 2%, HCl 1 N, dan ujung akar Allium sativum L. Adapun hasil yang didapat yaitu gambar fase-fase pembelahan mitosis sel meristematik pada ujung akar Allium sativum L. Dari percobaan, didapat hasil yaitu kita dapat mengetahui cara membuat preparat kromosom dan mengenal fase-fase pembelahan mitosis yang terjadi pada Allium sativum L, serta mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi pada saat tahap pembelahan sel tersebut terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses divisi menggantikan sel mati dengan sel baru, perbaikan sel-sel rusak, dan memungkinkan hidup organisme tumbuh. Misalnya, manusia mulai sebagai satu sel yang merupakan hasil dari kesatuan dari sperma dan telur. Salah satu kegiatan ini adalah untuk satu sel perangkat. Sebagai lanjutan proses ini, jumlah sel dalam tubuh manusia meningkat, sehingga sebagai orang dewasa tubuh terdiri dari beberapa sel. Kedua fungsi sel divisi adalah untuk memelihara tubuh. Di dalam sel tubuh tertentu, seperti sel darah merah dan sel-sel dari lapisan usus dan kulit. Sel-sel tersebut akan mengganti dengan sel baru. Secara keseluruhan, manusia kehilangan sekitar 50 juta sel per detik, thatmillon dari sel adalah pemisah di tubuh manusia pada suatu waktu. Ketiga tujuan divisi adalah perbaikan sel. Bila tulang rusak, yang merusak sel menyembuhkan karena perangkat, meningkatkan jumlah sel-sel tersedia untuk merajut potongan-potongan yang rusak bersama-sama. Jika beberapa sel kulit yang hancur oleh memotong atau abrasi, divisi memproduksi sel sel baru untuk memperbaiki kerusakan tersebut (Enger 2003).
Selama divisi sel, terjadi dua peristiwa. Informasi yang direplikasi genetik dari sel yang sama didistribusikan ke dua buah nukleus dalam suatu proses yang disebut mitosis. Inti berjalan melalui divisi, sitoplasma membagi menjadi dua sel baru. Pembagian sel dari sitoplasma ini disebut sitokinesis sel membelah. Setiap sel baru mendapat salah satu dari dua nukleus sehingga keduanya memiliki informasi genetik lengkap. Semua tahapan dalam siklus hidup dari sel yang berkesinambungan, tidak ada yang tepat bila G1 tahap berakhir dan tahap S dimulai, atau bila interphase periode mitosis dimulai dan berakhir. Demikian juga, dalam setiap tahapan mitosis terdapat bertahap transisi dari satu ke tahap berikutnya (Enger 2003).
Semua tahapan dalam siklus hidup dari sel yang berkesinambungan, tidak ada yang tepat bila tahap G1 berakhir dan tahap S dimulai atau bila interfase periode mitosis dimulai dan berakhir. Demikian juga dalam setiap tahapan mitosis terdapat bertahap transisi dari satu ke tahap berikutnya. Namun, untuk keperluan studi dan komunikasi, ilmuwan ada proses dibagi menjadi empat tahap, yakni profase, metafase, anafase, dan telofase (Enger 2003).
Interfase merupakan periode di mana sel mempersiapkan diri untuk membelah. Interfase dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu fase G1, fase S dan fase G2. Sel yang memasuki fase G1 mulai menyiapkan dan mensintesis bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembelahan sel. Pada fase S terjadi sintesis DNA dengan cara replikasi. Pada fase G2, sel terus tumbuh dan mempersiapkan diri untuk pembelahan (Dwisang 2008).
Pada profase, terbentuk dua sentriol dari sentrosom. Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang gelondong pembelahan (benang spindel). Benang ini menghubungkan sentriol yang satu dengan sentriol yang lain. Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom. Kromosom memiliki bagian yang menggenting yang disebut sentromer. Masing-masing sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat terikatnya mikrotubulus. Kromosom kemudian berduplikasi membujur dan menghasilkan dua bagian yang masing-masing disebut kromatid. Setelah itu benang spindel melekat dengan kedua kromatid pada bagian sentromer. Lalu benang spindel meluas ke segala arah, disebut sebagai aster. Pada akhir profase, nucleolus menghilangkan dan inti sel pecah (Dwisang 2008).
Ciri penting metafase adalah terjadinya pembagian kromatid di daerah ekuator. Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel melalui sentromer. Pada metaphase, tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan pada profase (suatu kromatid mengandung satu bendel/set kromosom) yang sedang mengalami pembagian menjadi dua.tiap-tiap sel anak akan mendapatkansatu kromatid. Pada metafase juga terjadi penebalan pada benang-benang spindel yang tampak semakin jelas (Syamsuri 2003).
Pada anafase selaput nukleus masih absen dan kurus meluas dari tiang ke tiang. Kedua kromatid dalam kromosom terpisah karena bergerak di sepanjang poros serat ke arah berlawanan ujung tiang. Meskipun gerakan ini telah berulang kali diamati, tidak ada seorangpun yang tahu mekanisme yang tepat dari tindakan. Kromosom kromosom ini berisi informasi genetik identik. Selama anafase terjadi sitokinesis. sitokinesis (cytoplasm splitting) yang membagi sitoplasma sel yang asli agar lebih kecil. Sel dua anak yang dibentuk oleh sel-sel yang identik terhadap divisi informasi genetik. Pada akhir anafase, terdapat dua kelompok kromosom yang identik. Tahap berikutnya telah menyelesaikan proses mitosis (Enger 2003).
Peristiwa pembelahan pada tahap telofase, kromosom-kromosom yang adadi masing-masing kutub makin menipis dan berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis. Serabut-serabut gelendong menghilang. Selanjutnya, terbentuk membrane nucleus dan nucleolus sehingga terbentuk dua nucleus baru. Kemudian terjadi penebalan plasma di bagian ekuator yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis) (Riandari 2007).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara membuat preparat kromosom dan mengenal fase-fase pembelahan mitosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi biologis, memiliki dasar seluler. Rudolf Virchow, seorang dokter dari jerman, mengatakan hal ini pada tahun 1855 “Dimana sel ada, pasti ada sel pendahulunya, sama seperti hewan yang muncul hanya dari hewan dan tumbuhan muncul hanya dari tumbuhan.” Beliau merangkumnya dalam aksioma latin, “Omnis cellula e cellula”, yang berarti “Setiap sel berasal dari sel.” Kelangsungan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel, atau pembelahan sel (Campbell 2002).
Pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan satu sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis. Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anak yang mewarisi semua sel induknya. Kedua sel anak itu bersifat indentik. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka setiap sel anak akan memiliki 2n kromosom pula. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya (Syamsuri 2003).
Mitosis adalah proses yang selama ini didistribusikan merata kromosom ke dua sel baru yang timbul dari proses pembagian sel induk. Selama tahap S interphase sebelum mitosis pokok, masing-masing akan memiliki kromosom yang direplikasi. Kedua kromatid identik dalam bahan genetik dan bergabung disebut sentromer. Di dalam sentromer terdapat satu atau lebih dikenal protein kinetokor. Kinetokor yang akan memainkan peran penting dalam lampiran dari serat gelendong ke kromosom yang berlaku dan migrasi dari kromosom. Kromosom akan menyingkat dan mulai bergerak ke arah tengah sel. Metafase adalah periode selama kromosom terletak pada bidang ekuator. Pada awal anaphase, kedua kromatid terpisah pada sentomernya, dan kromatid bergerak menuju kearah kutub-kutub yang berlawanan sehingga kromosom terpisah. Fase dilanjutkan dengan kromatid berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Benang gelendong menghilang dan membrane nucleus yang baru terbentuk (Fried 1990).
Pertumbuhan tubuh struktur dan perbaikan sel-sel khusus jika terjadi oleh divisi sel. Walaupun banyak sel di dalam tubuh dapat membagi , banyak yang tidak melebihi umur tertentu. Sel divisi adalah karakteristik yang sama oleh semua divisi komponen selular untuk membentuk dua sel anak yang identik dalam komposisi genetik ke sel yang asli. Perpecahan sitoplasm adisebut sebagai sitokinesis, nukleus adalah divisi karyokinesis
atau mitosis. Sel yang tidak melakukan mitosis berada dalam tahap istirahat, atau interphase (Benson 1999).
Pembelahan mitosis terjadi pada saat organism mengalami pertumbuhan dan pada saat jaringan tubuh mengalami perbaikan atau penggantian sel-sel. Pembelahan mitosis dibedakan menjadi beberapa tahap, yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Interfase merupakan tahap antara mitosis yang satu dengan mitosis berikutnya. Dalam satu siklus hidup sel, interfase merupakan tahap pertama (90%). Pada saat interfase tidak terjadi proses pembelahan. Namun, interfase bukanlah tahap istirahat karena pada saat interfase terjadi peningkatan aktivitas metabolism nucleus. Pada tahap ini terjadi sintesis zat-zat baru (misalnya, DNA), replikasi kromosom, dan penyediaan energy yang banyak untuk persiapan pembelahan berikutnya. Interfase dapat dibagi menjadi beberapa subtahap, yaitu tahap pertumbuhan primer, tahap sintesis, dan tahap pertumbuhan sekunder. Tahap pertumbuhan primer (growth 1/G1), pada tahap ini sel mengalami pertumbuhan dan terjadi pembentukan organel sel. Tahap pertumbuhan primer berlangsung selama lebih kurang sembilan jam. Tahap sintesis (S), pada tahap ini sel melakukan sintesis materi genetik, yaitu DNA. Kromosom menggandakan diri (bereplikasi) hanya selama tahap sintesis ini. Tahap ini berlangsung selama sepuluh jam. Tahap pertumbuhan sekunder (growth 2/G2), terjadi menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan persiapan untuk pembelahan sel (mitosis), antara lain memperbanyak organela yang dimilikinya. Tahap pertumbuhan sekunder berlangsung selama dua jam (Riandari 2007).
G2 sebagai tahap interphase berakhir, mitosis dimulai. Prophase adalah tahap pertama dari mitosis. Salah satu perubahan nyata pertama adalah bahwa kromosom sudah terlihat. Kromatin yang berbentuk kurus dan kusut hadir selama interphase bertahap, kemudian kromosom terlihat seperti terpisah. DNA yang merupakan bagian kromosom gen telah diatur dalam urutan tertentu. Setiap kromosom membawa sendiri gen yang berbeda dari gen lainnya. Kromosom terlihat lebih jelas, setiap kromosom terdiri dari dua paralel, benang yang letaknya berdampingan. Paralel setiap benang yang disebut kromatid. Kromatid-kromatid ini dibentuk pada tahap interphase S, ketika terjadi sintesis DNA. Kedua yang identik kromatid genetik yang terpasang di wilayah yang disebut sentromer. Sentromer adalah bagian DNA yang tidak direplikasi selama profase, namun tetap dasar dari pasangan dalam proses pembagian sel. Tanpa sentromer, sel tidak akan menyelesaikan mitosis dan akan mati. Sel manusia normal memiliki 10 miliar nukleotida diatur pada 46 kromosom, setiap kromosom dengan ribuan gen. Sel lebih kecil dan jumlah gen kromosom digunakan untuk membuat sel tersebut lebih mudah dalam peristiwa yang terjadi dalam mitosis. Terjadi peristiwa duplikasi sentriol pada tahap akhir profase (Enger 2003).
Metafase merupakan periode selama kromosom terletak pada bidang ekuator. Ciri penting dari metafase adalah terjadinya pembagian kromatid di daerah ekuator. Pada tahap ini dalam mitosis, setiap kromosom masih terdiri dari dua kromatid terpasang di sentromer. Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan pada profase yang sedang mengalami pembagian menjadi dua. Benang-benang spindel pada tahap metafase terlihat semakin jelas. Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi sebaris, setiap kromosom, kinetokor dari kromatid saudara melekat ke mikrotubula yang datang dari kutub yang berlawanan dalam sel (Dwisang 2008).
Anafase dimulai ketika pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisah, yang akhirnya melepaskan kromatid saudara. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai kromosom lengkap. Kromatid saudara yang tadinya menyatu mulai berpisah ke arah kutub sel yang berlawanan, begitu mikrotubula kinetokornya memendek. Mikrotubula kinetokor melekat pada sentromer, maka sentromer tertarik lebih dulu (geraknya sekitar 1µm/menit). Pada saat yang sama, kutub sel berpindah lebih jauh, karena mikrotubula non-kinetokor memanjang. Pada akhir anaphase, kedua kutub sel memiliki koleksi kromosom yang ekuivalen dan lengkap (Campbell 2002).
Telofase dimulai ketika kromatid-kromatid berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Benang gelendong menghilang dan membran nukleus baru terbentuk mengelilingi kromosom. Nukleolus terbentuk pada masing-masing nukleus. Terjadi penebalan plasma di ekuator yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis) (Dwisang 2008).
Pada telofase, mikrotubula non-kinetokor lebih memperpanjang sel-sel lagi, dan nukleus anak terbentuk pada kedua kutub sel. Selubung nucleus terbentuk kembali dari fragmen-fragmen selubung nukleus sel induk dan bagian-bagian lain sistem endomembran. Berbeda dengan profase, benang kromatin setiap kromosom menjadi kurang tergulung rapat. Mitosis, yaitu pembelahan satu sel nukleus menjadi dua sel nukleus yang identik secara genetik selesai. Sitokinesis, pembelahan sitoplasma berlangsung pada saat telofase, sehingga penampakan dua sel anak yang terpisah segera setelah akhir mitosis. Pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan alur pembelahan yang mnejepit sel ini menjadi dua (Campbell 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at , 17 April 2009. Pukul 13.30-15.00 WIB bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat pengetuk (pensil kayu), arloji glass, bunsen, cawan petri, , cover glass, jarum bertangkai, mikroskop, objek glass, pinset dan tissue. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aceto-orcein 2%, HCl 1 N, dan ujung akar Allium sativum L.
3.3. Cara Kerja
Dipilih akar yang panjangnya antara 1-3 cm, dan terlihat segar dengan ujung akar tidak patah/utuh. Disiapkan gelas arloji berisi HCl 1 N. Akar yang terpilih dipotong sekitar 0,5-1 cm dari ujung akar dan diambil ujungnya. Masukkan dan rendam ujung akar pada HCl 1 N dalam gelas arloji selama 15 menit. Dipindahkan spesimen pada gelas objek bersih yang sudah ditetesi aceto-orcein 2%. Dipotong specimen dengan gelas ppenutup dan dipanaskan diatas Bunsen, dijaga jangan sampai medidih. Diletakkan gelas objek diatas tissue, ditutup dengan kertas yang sama dan lakukan sedikit penekanan. Selanjutnya, ditekan pada bagian salah satu sudut gelas penutup dengan ibu jari, bersamaan itu gelas penutup diketuk-ketuk dengan bagian ujung kayu kecil dengan arah dari tengah kepinggir. Diamati dibawah mikroskop dari pembesaran 4 X 10 kali dan 40X. Digambar hasil pengamatan pada kertas kerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:
No | Fase | Gambar | Ket. Gambar |
1. | Interfase | 1. Sentrosom 2. Aster 3. Kromatid 4. Nukleolus 5. Selubung nukleus 6. Membrane plasma | |
2. | Profase | 1. Gelendong 2. Kromosom 3. Sentromer | |
3. | Metafase | 1. Pelat metafase 2. Gelendong 3. Pasangan kromatid 4. Kutub pembelahan 5. Aster | |
4. | Anafase | 1. Kromatid 2. Kutub 3. pembelahan | |
5. | Telofase | 1. Alur pembelahan 2. Pembentukan selubung nukleus 3. Pembentukan nukleolus |
4.2. Pembahasan
Pada saat interfase tidak terjadi proses pembelahan sel. Namun interfase bukan merupakan tahap istirahat, karena pada interfase sel mempersiapkan diri untuk aktivitas pembelahan sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Enger (2003) bahwa pertumbuhan dan produksi komposisi organik terjadi selama tahap ini yakni sintesis DNA dengan cara replikasi. Kromosom individu tidak terlihat, terdapat nukleus dan selaput nukleolus (beberapa sel memiliki lebih dari satu nukleolus).
Profase merupakan fase yang menandakan bahwa pembelahan sel sudah dimulai. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwisang (2008) bahwa pada profase, terbentuk dua sentriol dari sentrosom. Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang gelondong pembelahan (benang spindel). Benang ini menghubungkan sentriol yang satu dengan sentriol yang lain. Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom. Kromosom memiliki bagian yang menggenting yang disebut sentromer. Masing-masing sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat terikatnya mikrotubulus. Kromosom kemudian berduplikasi membujur dan menghasilkan dua bagian yang masing-masing disebut kromatid. Setelah itu benang spindel melekat dengan kedua kromatid pada bagian sentromer. Lalu benang spindel meluas ke segala arah, disebut sebagai aster. Pada akhir profase, nucleolus menghilangkan dan inti sel pecah.
Saat metafase, sentromer telah berada pada kutub yang berlawanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa sentrosom sekarang berada pada kutub yang berlawanan dalam sel. Kromosom berkumpul pada pelat metaphase, suatu bidang khayal yang berjarak sama dianatra kedua kutub gelendong. Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi berbaris dan kromatid saudara setiap kromosom mengangkangi pelat metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari kromatid saudara melekat ke mikrotubula yang datang dari kutub yang berlawanan dalam sel. Seluruh aparatus mikrotubula disebut gelendong karena bentuknya.
Anafase merupakan fase ketiga setelah fase awal pembelahan mitosis dimulai. Anafase dimulai ketika pasangan sentromer berpisah dari setiap kromosomnya yang terpisah. Hal ini sesuai dengan pendapat Enger (2003) bahwa kedua kromatid dalam kromosom terpisah karena bergerak di sepanjang poros serat ke arah berlawanan ujung tiang. Meskipun gerakan ini telah berulang kali diamati, tidak ada seorangpun yang tahu mekanisme yang tepat dari tindakan. Kromosom kromosom ini berisi informasi genetik identik. Selama anafase terjadi sitokinesis. Sitokinesis (cytoplasm splitting) yang membagi sitoplasma sel yang asli agar lebih kecil. Sel dua anak yang dibentuk oleh sel-sel yang identik terhadap divisi informasi genetik. Pada akhir anafase, terdapat dua kelompok kromosom yang identik. Tahap berikutnya telah menyelesaikan proses mitosis.
Telofase dimulai ketika kromatid-kromatid berkumpul di kutub-kutub pembelahannya masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat Riandari (2007) bahwa ketika tahap telofase ini terjadi, kromosom-kromosom yang berada di masing-masing kutub menipis dan berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis. Serabut-serabut gelendong menghilang. Selanjutnya terbentuk membran nukleus dan nukleolus sehingga terbentuk dua nukleus baru. Kemudian terjadi penebalan plasma di bagian ekuator yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Pada praktikum preparasi kromosom Allium sativum L. ini, praktikan mengalami sedikit kegagalan dalam pelaksanaanya memperoleh data hasil praktikum. Kendala tersebut adalah tidak lengkapnya hasil pengamatan preparat pada saat diamati dengan menggunakan mikroskop. Data atau gambar fase-fase pembelahan mitosis yang diperoleh tidak lengkap. Kegagalan dalam praktikum tersebut disebabkan beberapa faktor, yakni preparat yang dibuat tidak benar dalam arti bisa disebabkan karena terlalu banyakknya aceton-ocein 2% yang diteteskan pada gelas objek dan sayatan ujung akar Allium sativum L. yang tidak tipis. Faktor lainnya yaitu pada kesalahan alat, mikroskop yang digunakan untuk mengamati preparat tidak berfungsi dengan baik dan disebabkan praktikan yang kurang teliti dan ulet dalam melakukan pengamatan menggunakan mikroskop.
Proses mitosis terjadi pada saat organisme mengalami pertumbuhan dan pada saat jaringan tubuh mengalami perbaikan atau pergantian sel. Riandari (2007) bahwa pada tumbuhan, mitosis terjadi pada sel meristematik yakni sel yang masih aktif membelah. Faktor yang mempengaruhi proses mitosis adalah keaktifan sel membelah pada suatu bagian tubuh tumbuhan (meristematik). Pada saat sel aktif membelah, terjadi fase-fase pembelahan mitosis, yakni interfase, profase, metafase, anafase dan telofase.
Pembuatan preparat kromosom pada praktikum ini, objek atau bahan yang digunakan adalah Allium sativum L. Hal ini sesuai dengan pendapat Kalthoff (2001) bahwa Allium sativum L bersifat akarnya mudah tumbuh dan akarnya yang tumbuh, pada ujung akarnya sel-sel masih aktif membelah. Ujung akar Allium sativum L inilah yang biasa digunakan praktikan untuk mengamati fase-fase pembelahan mitosis, karena sel ujung akarnya merupakan sel yang aktif membelah (meristematis).
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom dan sifat yang sama dengan induknya.
2. Mitosis pada tumbuhan terjadi pada jaringan meristem, yakni sel yang masih aktif membelah.
3. Pembelahan mitosis dibedakan menjadi beberapa tahap, yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.
4. Interfase merupakan periode di mana sel mempersiapkan diri untuk membelah.
5. Ujung akar Allium sativum L. merupakan jaringan meristem, yakni sel-selnya masih aktif membelah.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, JH. 1999. Anatomy and Physiology Laboratory Textbook. Mc Graw Hill. New York
Campbell, NA. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta
Dwisang, EL. 2008. Inti Sari Biologi. Tangerang. Scientific Press
Enger, DE 2003. Concepts In Biology. Mc Graw Hill. New York : iii + 529 hlm.
Fried, HG. 1990. Biology The Study of Living Organism. Mc Graw Hill. New York : v + 444 hlm.
Kalthoff, K. 2001. Analisis of Biological Development. Mc Graw Hill. New York : xvii + 790 hlm.
Riandari, H. 2007. Sains Biologi. Tiga Serangkai. Solo : x + 182 hlm.
Syamsuri, I. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar