Kamis, 10 September 2009
Apple Tree....
aku buka buku catatan kecilku dulu,,, disana terlihat judul yg masih teringat samar dibenakku,,, ku baca lagi lembar perlembar,,, aku lupa dari mana aku mendapatkan kisah ini,,,
samar teringat, aku dapatkan dari sebuah forum yg dulu pernah aku ikuti di dunia maya....
sekali lagi ku baca kembali tiap kata, tiao lembar dan kalimat,,, mulai dari lembar pertama buku kecil yg sedikit terdapat percikan air, bercak berwarna coklat di salah satu sisi halamannya...
Alkisah hiduplah sebatang pohon apel. Disitu ada seorang anak laki-laki yang senang datang dan bermain disekitarnya. Sianak gemar memanjati sampai puncak , menikmati kelezatan buahnya, dan istirahat dibalik bayangannya. Sianak mencintai pohon itu dan sang pohon apel itupun senag bermain dengannya. Waktu berlalu, dan bocah itupun kini beranjak remaja.
Suatu hari sianak itu mendekat kepohon apel sambil bersedih sianak berkata : aku bukan anak-anak lagi aku kini tak mau bermain disekililing pohon, aku butuh mainan dan aku sangat perlu uang untuk membeli mainan itu. dengan perkataan yang tulus sipohon apel berkata, petiklah semua buahku ini dan juallah maka kamu akan mendapatkan uang, Anak itu begitu senang lantas ia petik semua apel dan pergi menjualnya. Ia meninggalkan pohon itu dengan suka cita.
Lama waktu berganti suatu hari sianak datang lagi kepohon apel yang semakin tua. Pohon apel sangat senang sambil mengajak anak itu bermain seperti dahulu. Anak yang kini sudah dewasa itu dengan muka memelas bekata, aku tak punya waktu untuk bermain, kini aku harus mencari nafkah untuk keluargaku, aku perlu sebuah rumah untuk berteduh, bisakah kau menolongku ? Dengan muka penuh haru sang pohon berkata, maaf aku tidak punya rumah tapi kau bisa memangkas batang-batangku untuk membangun rumahmu. Maka denga sigap anak itu menebangi semua batang pohon apel itu dan meninggalkannya dengan rasa bahagia. Pohon itu tampak bahagia melihat anak itu yang juga begitu bahagia.
Walaupun kini sipohon apel kembali hidup kesepian dengan ranting yang mulai keropos. Hari berganti hari ia menanti datangnya si anak untuk bermain dengannya. Dan pada suatu hari dalam cuaca yang panas terik, sianak terlihat kembali mendekati pohon apel yang sudah semakin renta. Pohon apel begitu gembira sambil berkata ayo bermain denganku. Anak itu lantas menjawab, aku kini sedang berduka dan mulai tua, aku butuh perahu untuk berlayar aku ingin bersantai, bisakah kau memberiku sebuah perahu.
Sipohon itu dengan suara yang lemah berkata, tebanglah dahanku dan buatlah perahu maka kau dapat berlayar kemanapun yang kau inginkan. Maka sianak menebang dahan pohon apel dan dipahtnyamenjadi perahu. Dan dia pergi berlayar untuk waktu yang lama. Sipohon kembali kesepian. Akhirnya sianak kembali setelah pergi bertahun tahun . dengan suara yang semakin serak dengan sesekali batuk sipohon apel berkata, anakku kini tak ada sesuatupun dapat kuberikan padamu, tak ada lagi buah-buah apel, tak ada lagi dahan yang bisa kau panjati, yang tertinggal kini hanyalah akar tuaku yang mulai mati, kata sipohon dengan berurai air mata. Anak itu lantas berkata aku tak butuh banyak sekarang, aku hanya ingin beristirahat, aku telah lelah.
Sipohon apel berkata, anakku mendekatlah, akar tuaku adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahatlah. Anak itu duduk dan pohon itu tersenyum sambil berlinang air mata.
Pedengar, sesunguhnya ini adalah kisah setiap orang, sipohon itu adalah orang tua kita. Saat masih muda kita gembira bermain dengan ayah dan bunda. Ketika kita dewasa kita tinggalkan mereka dan hanya datang manakala butuh bantuan. Siapapun dan bagaimanapun orang tua, akan selalu memberikan segalanya untuk membuat kita bahagia. Saya yakin anda berpikir betapa kejamnya sianak terhadap pohon itu, tapi sadarkah kita, karena boleh jadi beitulah selama ini cara kita memperlakukan orang tua kita.
Categories
nananana~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar