Sabtu, 22 Oktober 2011

Preparat tetesan bergantung (Hanging Drop)

Diposting oleh Ѽ. PooR pRinZa aPpLe .Ѽ di 08.22.00

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI I
PREPARAT TETESAN BERGANTUNG (HANGING DROP)

 




Oleh:


Oleh:
Nama                     : Dian Octarina
NIM                      : 08081004023
Asisten                  : Farhan
Kelompok             : VIII (Delapan)


LABORATORIUM MIKRO
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009



LEMBAR HASIL KERJA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Judul Praktikum    : Preparat tetesan bergantung (Hanging Drop)
Nama / NIM            : Dian Octarina/08081004023         Kelompok    : VIII
Asisten                     : Farhan                                            Tanggal       : 28 Oktober 2009
I.       TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum ini adalah :
Untuk melihat pergerakan mikroorganisme.

II.    LANDASAN TEORI
Mikroorganisme (bakteri, Cyanobacteria, jamur, protozoa, dan ganggang) dan binatang-binatang kecil (multiseluler parasit dan invertebrata mikroskopis) menampilkan berbagai bentuk dan ukuran. Sistem Whittaker, yang terdiri dari lima kerajaan, menekan perbedaan dalam cirri-ciri seluler dan gizi, sedangkan sistem Woese, yang terdiri dari tiga domain, menekankan perbedaan dalam ciri-ciri biokimia. Sistem tersebut tidak mencakup virus, karena sifat, karakter yang unik dan metode replikasi (Alexander 2004).
Bakteri hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna, jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Namun, sering diperlukan dan lebih disukai untuk melihat bakteri hidup dibawah mikroskop, khususnya untuk menentukan apakah bakteri-bakteri tersebut dapat bergerak (Volk 1993).
Suatu cara pengamatan bakteri hidup yang memuaskan ialah dalam sediaan tetesan bergantung. Setetes biakan cair (atau organisme disuspensi dalam air) diletakkan ditengah sebuah kaca penutup. Disini dipakai gelas preparat khusus dengan cekungan ditengahnya. Cekungan dilingkari oleh lapisan petrotalum kemudian dibalikkan diatas kaca penutup, sehingga tetesan biakan berada ditengah cekungan. Seluruh preparat dengan kaca penutup kemudian secara cepat dibalikkan lagi sehingga tetesan biakan benar-benar menggantung pada kaca penutup di dalam cekungan. Gelas preparat diletakkan pada meja mikroskop dan organisme diamati dengan lensa objektif tinggi kering atau imersi minyak (Volk 1993). 
Pada umumnya tolak ukur pertumbuhan (multiplikasi) bakteri dan lain-lain mikroorganisme uniseluler adalah hasil penentuan penambahan jumlah dalam hubungan dengan waktu. Misalnya ke dalam medium yang berisi 50 ml bulyon steril dengan suhu 35ºC ditanam setetes cairan yang kira-kira 10 sel bakteri yang biasanya ditemukan dalam usus, misalnya Esherichia coli. Bakteri colon ini diambil dari biakan persediaan yang sudah lama disimpan di lemari es dan tidak aktif. Bulyon yang telah ditanam itu dieramkan pada suhu 35ºC. masalahnya sekarang ialah secara berurutan menghitung jumlah bakteri yang ditemukan selang waktu tertentu dengan cara mengambil sejumlah biakan bulyon tersebut misalnya 1 ml (Irianto 2007).
Bentuk dan struktur bakteri dapat diamati dengan dua cara: (a). Dengan mengamati pergerakan sel-sel hidup, tanpa pewarnaan, (b). Mengamati sel-sel yang mati dengan pewarnaan. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat lebih jelas. Pada umumnya pergerakan mikroba dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak pasif dan gerak aktif. Gerak pasif disebabkan oleh adanya gerakan pertikel-pertikel disekitarnya, misalnya gerakan dari molekul-molekul (gerakan Brown) yang menyebar kesemua arah. Sedangkan gerakan aktif disebabkan oleh pergerakan mikroba itu sendiri. Berdasarkan cara pergerakannya, mikroba dibagi atas mikroba yang bersifat motil dan bersifat non-motil. Mikroba motil ialah mikroba yang dapat bergerak karena mempunyai flagella, sedangkan bakteri non-motil tidak dapat bergerak (Sutedjo 1991).
Preparat basah atau preparat tetes bergantung memungkinkan pemerikasaan organisme hidup yang tersuspensi dalam zat alir. Preparat baasah diperoleh dengan menaruh setetes zat alir yang mengandung organisme pada kaca dan menutupnya dengan kaca sangat tipis yang dinamakan kaca tutup. Untuk mengurangi laju penguapan dan meniadakan aliran udara, tetesan itu biasanya dilingkari dengan “jeli petroleum” atau bahan serupa sehingga antara kaca objek dan kaca terkatup rapat. Tersedia kaca objek khusus dengan daerah cekung ke dalam untuk preparat tetes bergantung. Preparat basah atau preparat tetes bergantung berutama berguna apabila morfologi mikroorganisme yang ditengah diperiksa dapat rusak karena perlakuan dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme itu sukar diwarnai. Cara itu pun merupakan metode pilihan untuk mengamati proses-proses kehidupan tertentu, misalnya seperti motilitas dan reproduksi.  Apabila preparat basah diperiksa dengan mikroskop medan terang, amatlah penting untuk menyesuaikan cahaya dengan benar. Preparat basah atau preparat tetes gantung memungkinkan pemeriksaan organisme hidup yang tersuspensi di dalam zat alir (Pelczar 1986).
Bentuk dan struktur bakteri dapat diamati dengan dua cara: (a). Dengan mengamati pergerakan sel-sel hidup, tanpa pewarnaan, (b). Mengamati sel-sel yang mati dengan pewarnaan. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat lebih jelas. Pada umumnya pergerakan mikroba dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak pasif dan gerak aktif. Gerak pasif disebabkan oleh adanya gerakan pertikel-pertikel disekitarnya, misalnya gerakan dari molekul-molekul (gerakan Brown) yang menyebar kesemua arah. Sedangkan gerakan aktif disebabkan oleh pergerakan mikroba itu sendiri. Berdasarkan cara pergerakannya, mikroba dibagi atas mikroba yang bersifat motil dan bersifat non-motil. Mikroba motil ialah mikroba yang dapat bergerak karena mempunyai flagella, sedangkan bakteri non-motil tidak dapat bergerak (Sutedjo 1991).
Menurut Brown gerakan bakteri menggunakan preparat tetesan bergantung biasanya lurus dan tak tentu arahnya. Metode ini enggunakan tabung-tabung dengan suspense dari berbagai derajat kekeruhan. Tiap-tiap derajat tersebut dengan tingkat kekeruhan equivalen dengan jumlah tertentu permilimeter. Suspense bakteri yang ingin diperiksa jumlanya dibandingkan dengan kekeruhan dalam tabung, yaitu dengan ukuran yang sama (Irianto 2006).
Menyesuaikan cahaya dengan benar pada mikroskop medan terang dalam mengamati preparat tetes bergantung, intensitas cahaya dapat dikurangi dengan menggunakan filter khusus. Mikroskopi medan gelap dan mikroskopi kontras fase memberikan keuntungan khusus untuk pemeriksaan sel-sel mikrobe yang tidak diwarnai yang tersuspensi dalam cairan. Kedua macam mikroskopi menghasilkan kontras yang lebih baik antara mikroorganisme (atau sebagian daripadanya) dan bahan latar belakangnya. Teknik ini digunakan di laboratorium diagnostic klinis, khususnya untuk pemeriksaan specimen yang diduga mengandung protozoa didalamnya. Sel protozoa umumnya lebih besar dari kebanyakan bakteri dan mempunyai stuktur internal yang lebih rumit. Struktur-struktur ini, atau bagian intraseluler, penting untuk mencirikan spesies dan dapat diamati dengan menggunakan mikroskopi medan gelap atau kontras fase (Pelczar 1986).
Dalam sediaan preparat tetes bergantung, hanya dapat mengalami pengamatan bakteri selama fluida masih bergantung pada kaca penutup, jika fluida telah menetes pada kaca benda, maka pengamatan akan sulit dilakukan. Melalui preparat tersebut dapat dilihat mikroba yang bergerak. Pengelompokan bakteri secara natural dan reaksi kimia terhadap bahan kimia (Burdon 1994).
Tolak ukur pertumbuhan (multiplikasi) bakteri dan lain-lain mikroorganisme uniseluler adalah hasil penentuan penambahan jumlah dalam hubungan dengan waktu. Misalnya ke dalam medium yang berisi 50 ml bulyon steril dengan suhu 35ºC ditanam setetes cairan yang kira-kira 10 sel bakteri yang biasanya ditemukan dalam usus, misalnya Esherichia coli. Bakteri colon ini diambil dari biakan persediaan yang sudah lama disimpan di lemari es dan tidak aktif. Bulyon yang telah ditanam itu dieramkan pada suhu 35ºC. masalahnya sekarang ialah secara berurutan menghitung jumlah bakteri yang ditemukan selang waktu tertentu dengan cara mengambil sejumlah biakan bulyon tersebut misalnya 1 ml (Irianto 2007).


III.       HASIL PENGAMATAN
1.      Mikroskop

















Keterangan :
1.      Lensa okuler                             6.  Cermin
2.      Revolver                                   7.  Alas mikroskop
3.      Lensa objektif                           8.  Lengan mikroskop
4.      Meja preparat                            9.  Kondensor
5.      Diafragma

2.      Preparat Tetes Bergantung
Air Got (perbesaran 4 x 10)














IV.       PEMBAHASAN
Dalam studi organisme mikroskopis, mikroskop sangat dibutuhkan. Mikroskop dapat memperjelas mata dalam mengamati organisme berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sbegai dua titik terpisah.
Berdasarkan sumber penerangan sinarnya, mikroskop dibedakan dalam beberapa jenis dengan kemampuan perbesaran yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Alexandes (2004) bahwa mikroskop yang biasa digunakan di laboratorium adalah mikroskop cahaya, dan ada pula mikroskop yang mampu menggantikan cahaya tampak dan memfokuskan berkas electron melalui specimen, yakni mikroskop electron. Mikroskop cahaya memperbesar objek hingga 1000X dan dapat dipergunakan untuk mempelajari ukuran sel, bentuk dan pengaturan. Terdapat dua jenis mikroskop electron, yaitu mikroskop elektron transmisi (TEM) dan mikroskop elektron payar (SEM). Mikroskop elektron transmisi memungkinkan memagnifikasi hingga 100.000X, sehingga memungkinkan dapat mempelajari detail internal sel, dan mikroskop elektron payar (SEM) menggunakan ketelitian hingga 20.000X yang mampu menampilkan sel dalam tiga dimensi.
Komponen mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian optik dan bagian mekanik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutedjo (1991) bahwa bagian-bagian mekanik pada mikroskop terdiri dari statif, tubus, revolver, maja benda, sekrup pengatur tubus (halus dan kasar), sekrup pengatur  kondensor dan sekrup-sekrup pengatur meja benda. Dan bagian optic mikroskop mencangkup lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya.
Pengamatan terhadap air selokan pada preparat tetes bergantung di bawah mikroskop, terlihat hasil pergerakan euglena. Protozoa ini berbentuk elips/lonjong, berwarna hijau dan memiliki pergerakan yang maju. Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (2002) bahwa euglena merupakan protozoa yang memiliki flagella dan memiliki klorofil dan kloroplas yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan tingkat tinggi. Para ahli tumbuhan memasukkannya dalam dunia tumbuhan. Sedangkan para ahli hewan memasukkannya ke dalam dunia hewan karena bergerak secara aktif dan memiliki bintik mata.
Pada praktikum preparat tetasan bergantung ini, salah satu bahan yang digunakan ialah vaselin. Vaselin digunakan saat meletakkan/menutupkan kaca penutup pada kaca objek. Vaselin berfungsi untuk mempertahankan air yang mengandung mikrobia yang akan diamati yang telah diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup serta merekatkan kaca penutup pada kaca objek agar air di dalam dapat dipertahankan dan tidak menyebar kemana-mana. Yang mempermudah terhadap pengamatan gerakan mikrobia air tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjosepoetro (1998) bahwa gerakan pada mikroba dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak pasif dan gerak aktif. Gerak pasif disebabkan oleh adanya gerakan partikel-partikel disekitarnya, misalnya gerakan dari molekul-molekul air (gerakan Brown) yang menyebar ke semua arah. Sedangkan gerakan aktif disebabkan oleh gerakan mikroba itu sendiri.
Dengan menggunakan preparat tetes bergantung, pergerakan mikroba dalam objek air yang diamati di bawah mikroskop akan tampak jelas pergerakannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Schlejel (1994) bahwa  preparat bawah atau preparat tetes bergantung berguna terutama apabila dalam pengamatan morfologi mikroorganisme yang tengah diperiksa dapat rusak karena perlakuan dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme itu sukar diwarnai. Berdasarkan geaknya, mikroba dibagi atas mikroba yang bersifat motil dan amotil. Pada praktikum ini diperoleh gerak Brown yang termasuk mikroba motil yaitu yang dapat bergerak.

V.       KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Mikroskop terdiri dari dua komponen, yiatu bagian mekanik dan bagian ortik.
2.      Bentuk dan struktur bakteri dapat diamati tanpa pewarnaan, yakni bagian mengamati pergerakan sel-sel hidup.
3.      Preparat tetes bergantung digunakan dalam mengamati gerak bakteri dan gerak Brown dengan menghindari penguapan.
4.      Bakteri dapat bergerak maju dan mundur karena benturan dari moekul air menurut Brown.
5.      Pada preparat tetes bergantung air got didapatkan gerak Brown yang berupa      gerakan-gerakan dari mikrobia yang diamati.
6.      Di dalam air got terdapat protozoa, yaitu euglena yang berwarna hijau dan paramecium yang putih transparan.

0 komentar:

Posting Komentar

pRinZa Facebook

 

PooR pRinZa aPpLe Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting